Tata Cara dan Hukum Tradisi Puasa Sebelum Menikah – Setiap calon pengantin tentu menginginkan acara pernikahan yang berjalan lancar tanpa suatu halangan. Berbagai persiapan pun dilakukan untuk membuat kondisi tubuh tetap prima, bahkan sebagian lainnya memutuskan untuk melakukan tradisi puasa sebelum menikah untuk memperoleh bekal yang cukup di hari pernikahan nanti. Bagi mereka yang berasal dari suku Jawa, tradisi ini biasa disebut juga dengan Puasa Mutih.
Tradisi Puasa Sebelum Menikah Menurut Pandangan Islam
Sebagaimana yang kamu ketahui, sebenarnya tradisi puasa mutih sebelum menikah tidak terdapat dalam ajaran agama Islam, atau bisa dibilang tradisi puasa ini hanyalah opsional saja. Tidak pernah ada pembahasan mengenai perintah untuk melakukan puasa sebelum menikah bagi umat muslim, baik itu di dalam Al-Quran ataupun fiqih pernikahan. Namun dalam sudut pandang hukum Islam, boleh-boleh saja jika memang calon pengantin ingin melakukan tradisi puasa mutih ini dalam rangka memohon perlindungan Allah SWT, selama niat puasa dan prosedur yang dilakukan tidak bertentangan dengan syariat Islam.
Manfaat Melakukan Puasa Mutih bagi Calon Pengantin
Puasa mutih merupakan salah satu di antara sekian banyak tradisi yang melekat pada ajaran kejawen di tanah Jawa. Calon pengantin yang menjalankan puasa mutih ini harus menahan diri untuk tidak makan dan minum apapun selain yang berwarna putih. Contohnya seperti air mineral, nasi putih, putih telur, gula pasir, garam, susu putih, dan lain-lain. Mengutip sebuah penelitian tentang Tradisi Puasa Mutih Sebelum Menikah dalam Perspektif Hukum Islam, salah satu manfaat dari puasa mutih adalah untuk meningkatkan aura kecantikan dan ketampanan calon mempelai saat hari pernikahan. Ritual puasa yang dilakukan juga memiliki tujuan utama untuk memohon doa dan kelancaran seluruh rangkaian prosesi pernikahan yang akan berlangsung sekaligus menjadi bentuk pengharapan agar kehidupan rumah tangga setelah pernikahan nantinya terhindar dari bencana dan nasib buruk, melainkan penuh dengan kasih sayang dan keberkahan.
Sayangnya, jika dilihat dalam sudut pandang ilmu kesehatan, sebenarnya belum ada riset yang membuktikan tentang manfaat sebenarnya dari puasa mutih ini. Karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air adalah jenis nutrisi lengkap yang harus dipenuhi oleh tubuh manusia. Sementara makan-makanan yang diatur dalam puasa mutih hanya mampu memenuhi zat gizi berupa karbohidrat dari nasi putih dan gula. Hal ini tentu akan mengkhawatirkan bila puasa mutih dilakukan dalam jangka waktu yang lama, sebab tubuh kamu akan kekurangan kandungan gizi seimbang dari makanan empat sehat lima sempurna. Jadi, sebelum menjalankan puasa ini alangkah baiknya jika kamu melihat kondisi dan kemampuan kamu terlebih dahulu.
Tata Cara Puasa Sebelum Menikah
Untuk tata cara pelaksanaan puasa mutih dianjurkan untuk dilakukan selama 3 hari berturut-turut sebelum hari H pernikahan tiba. Sebenarnya untuk pelaksaan tradisi puasa mutih sebelum menikah ini sama seperti jenis ibadah puasa lainnya yang dimulai sejak waktu subuh hingga magrib. Hanya saja faktor yang membedakan terletak pada jenis makan dan minuman yang boleh dikonsumsi, yaitu segala hidangan yang berwarna putih misalnya seperti: Nasi putih yang dicampur garam, putih telur, air putih, dll. Untuk niat puasa mutih sendiri dalam tradisi budaya Jawa cukup dengan malafalkan
“Niat ingsun puasa mutih supaya putih batinku, putih badanku, putih kaya dining banyu suci karena Allah Ta’ala.”
Artinya: “Saya niat puasa mutih supaya putih batinku, putih badanku, putih seperti air suci karena Allah Ta’ala.”
Pastikan puasa mutih tersebut diniatkan dengan baik untuk memohon perlindungan Allah SWT agar seluruh rangkaian acara dapat berlangsung dengan khidmat dan dijauhkan dari segala hal yang negatif. Ibadah sholat hajat selama dua rakaat setiap malam juga disarankan bagi calon pengantin yang tengah melaksanakan puasa mutih. Saat melakukan shalat Hajat, bacalah Surat Al-Fatihah dan Al-Ikhlas sebanyak 11 kali pada rakaat pertama, dilanjutkan dengan Al-Fatihah satu kali dan Al-Insyirah sebanyak 11 di rakaat kedua. Tak lupa memperbanyak bacaan dzikir yang dilafalkan minimal 313 kali setelah sholat, yaitu kalimat subhanallah, wal hamdulillah wa laailaaha illallahu allahu akbar.
Itulah pembahasan mengenai tradisi puasa mutih sebelum menikah serta hukumnya menurut perspektif Islam. Pada dasarnya, puasa mutih hanyalah bentuk upaya pelestarian budaya yang sudah diwarisi secara turun-temurun, namun kamu tetap bisa melakukannya untuk meminta pertolongan Allah SWT agar terhindar dari segala marabahaya di hari pernikahan.