Menjadi cinta pertama dan terakhir terdengar sweet seperti perjalanan cinta Keshia dan Zumi. Keduanya juga ngga membutuhkan waktu lama untuk yakin melaju ke pelaminan, karena pasangan ini sudah sama-sama yakin sejak awal bertemu di awal februari 2016. Impian pernikahan mereka yang full dengan rangkaian adat Minang dan Banjar selengkapnya di ulas Sputnik pada “Pesona Adat Minang dan Banjar Di Pernikahan Keshia dan Zumi” berikut ini.
Wedding Preparation
Sempat berpacaran LDR beberapa bulan tapi nyatanya ngga membuat Keshia dan Zumi lepas berkomunikasi untuk merencanakan hari pernikahan mereka. Selain memang sudah berkomitmen untuk menjalani hubungan yang serius, ternyata sosok Zumi yang mirip dengan muka ayahnya Keshia ini juga cerdas, care dan peka dengan sosok Keshia yang diakuinya memiliki sifat sensitif. Sehingga membuat Keshia semakin yakin dengan pilihan hidupnya.
Di Bulan Mei, saat orang tua Zumi datang dari Palembang dan berkunjung sambil melakukan pertemuan keluarga menjadi pertanda jika Zumi resmi melamar Keshia. Setelah pertunangan tersebut Keshia bercerita jika keduanya segera merencanakan persiapan pernikahan mereka tahap demi tahap dan sepakat memilih pernikahan adat Minang dan Banjar menjadi paduan adat yang akan digunakan dalam acara pernikahan mereka.
“Tidak lama setelah tunangan di Mei 2016, sekitar awal Juni aku dan Zulmi mulai meng-hire WO. Untungnya sejak awal aku sudah tahu WO dan vendor-vendor mana yang mau aku pakai, jadi tidak begitu masalah. Untuk pemilihan adat Minang di akad karena kedua orang tua Zulmi berdarah Minang sementara untuk resepsi Banjarmasin karena ibu saya berdarah Banjarmasin.”
Meski Zumi bertugas di Surabaya, Keshia tetap terus menjalin komunikasi untuk memberikan update dalam mematangkan perencanaaan pernikahan mereka. LDR yang dijalani sempat menjadi tantangan bagi keduanya, namun Keshia mengaku kalau sang mama juga sangat berperan penting dalam membantu dirinya menentukan pilihan persiapan pernikahan mereka berdua.
Sampai lucunya Keshia sempat kewalahan dengan ritme kerja sang mama dan dirinya yang berbeda. Sang mama yang exciting dan ekspresif dalam memberikan ide-ide malah bertolak belakang dengan Keshia yang serba teratur dan sistematis dalam meng-organize sesuatu. Tapi keduanya malah merasa kedekatan selama persiapan pernikahan ini menjadi terasa lebih spesial menjelang hari pernikahan.
About The Wedding
Tepat di tanggal 11 Februari kemarin, keduanya melangsungkan pernikahan yang sakral menggunakan adat Minang sebagai adat untuk akad nikah. Di pernikahan Keshia ini, Sputnik juga jatuh hati dengan setiap rangkaian acaranya yang bisa dibilang padat diisi dengan serangkaian prosesi Adat Minang yang ternyata begitu cantik dan membuat kedua mempelai terlihat semakin istimewa.
Rangkaian adat Minang saat akad dilakukan saat sebelum dan sesudah prosesi Ijab Kabul dilakukan. Contohnya saja seperti prosesi Tari Pasambahan minang yaitu tarian untuk penyambutan pengantin pria. Ada juga prosesi Balantuang Kaniang yang dimana keduanya diminta untuk bersentuhan kening untuk pertama kalinya setelah sah menjadi suami istri. Dan sejumlah serangkaian prosesi adat lainnya, seperti mangaruak nasi (mengeruk nasi kuning), dan malewakan gala marapulai (pembacaan gelar pria Minang) yang membuat acara akad nikah semakin menarik.
Selain rangkaian acaranya yang menarik, dekorasi adat minang di akad nikah ini juga begitu cantik dengan paduan warna lembut Champagne yang membuat dekorasi Adat Minang lebih terlihat modern. Ditambah dengan ornamen kain warna-warni dari sentuhan minang, semuanya dipadukan dengan cantik Oleh Airy Design & Des Iskandar.
Senanda dengan dekorasi akad, Keshia dan Zumi juga menggunakan wedding attire berwarna selaras yaitu champagne & baby blue. Khusus untuk akad ini, Keshia meminta Asky Febrianti untuk merancang kebaya miliknya dan dipadukan flawless makeup dari Jasmine Lishava.
Di Malam harinya, resepsi pun digelar menggunakan adat Banjarmasin yang menjadi Kota Asal Orangtua Keshia. Masih menggunakan sejumlah rangkaian acara adat, kali ini kental dengan nuansa prosesi adat Banjarmasin. Dimana Keshia diiringi oleh kesenian Banjarmasin Sinoman Hadrah dan Tari Zapin yang dilakukan lebih dari 20 orang. Dan ini berhasil membuat suasana menjadi semarak.
Ngga ingin tanggung-tanggung dalam mewarnai hari bahagia mereka dengan adat Banjar, maka untuk urusan dekor Keshia berunding dengan Airy Design untuk memberikan sentuhan khas kota Banjar, mulai dari area foyer hingga pelaminan.
“Sejak awal aku juga sudah memilih Airy Designs untuk mendekor acara akad dan resepsiku. Karena aku jarang melihat sesuatu yang berbeda dari pelaminan Banjarmasin, akhirnya Mba Dhea dari Airy membuatkan pelaminan yang terinspirasi dari atap-atap rumah di Banjarmasin yang bertumpuk. Warna yang dipilih sebagai background adalah biru toska dan gold, yang ternyata sangat serasi dengan color coordination baju seragam keluarga kami.
Di area foyer Airy design juga sudah menyapa mata tamu undangan untuk ikut merasakan kentalnya nuansa banjar dengan ciri khasnya, yaitu Perahu Terapung.
“Untuk perahu di foyer masuk ke ballroom adalah ide dari mamaku. Karena Banjarmasin terkenal dengan pasar terapungnya, akhirnya Mba Dhea membuatkan instalasi pasar terapung dengan perahu, buah-buahan dan sayuran, dan ornamen lainnya sehingga menyerupai pasar terapung yang asli.”
Saat Sputnik coba menanyakan hal apa yang membuat dirinya cukup concern selama persiapan pernikahan, ternyata wanita yang jago membuat cake ini, menaruh perhatian besar dengan makanan yang disajikan dan urusan dekor khususnya paduan warna.
Menggelar pesta pernikahan dengan menggunakan adat memang butuh perhatian yang lebih detil, agar seluruh rangkaian acaranya bisa dinikmati oleh tamu dan membuat acara semakin semarak. Untuk itu, Keshia merasa surprise dengan hasil pilihan adat Banjar yang ternyata sangat bagus untuk sebuah pesta pernikahan.
“Semua prosesi adat sangat menyenangkan dan memberikan pengalaman yang berbeda-beda. Tetapi kalau boleh memilih satu, aku sangat surprised dengan adat budaya Banjarmasin yang ternyata bagus sekali dan jarang diusung sebagai adat pernikahan di Jakarta.”
Couple Looks
Dengan paduan warna dekorasi lembut gold dan biru tosca ditambah dengan beberapa warna warni lainnya, para bridesmaids keshia juga tampil harmonis dengan biru muda. Namun untuk tampilan Keshia dan Zumi, mereka berdua tampil Bold mengenakan pakaian adat khas Banjar berwarna Hitam lengkap dengan aksesoris kepala dan perhiasan.
Cerita sedikit dengan pakaian adat Banjar yang dikenakan, Keshia bercerita kalau impian baju pernikahannya ini bisa diwujudkan oleh seorang Didiet Maulana yang memang sudah dikenalnya lebih dulu saat dirinya sering mengirimkan cake dari cake shop miliknya sendiri.
Datang dengan membawa foto pernikahan orangtuanya, Keshia bercerita kalau dirinya terinspirasi dari pernikahan kedua orangtuanya. Seperti ingin mengulang momen tersebut, keshia ingin baju pernikahan yang serupa namun dengan sentuhan khas dari seorang Didiet Maulana. Dan happy–nya Didiet Maulana berhasil mewujudkan kain songket khas Banjar bermotif halilipan (ulat kaki seribu) yang menjadi keinginan Keshia. Sssttt… khusus untuk kain songket halilipan ini Didiet Maulana hingga meminta langsung dibuatkan oleh Pengrajin di Banjarmasinnya loh.
Lihat juga : Ulasan Wedding Venue Bergaya European Classic di Gran Mahakam Hotel
Top 3 vendors
Artea Organizer
Memilih WO yang tepat sangat crucial, dan sejak awal meeting Artea sudah sangat paham semua keinginanku dan keluargaku. Cara bekerja mereka sangat rapih, cepat, dan transparan. Para crew-nya pun sangat menenangkan saat hari H. Salut untuk Mba Ria dan Renate yang menemaniku selama hampir 9 bulan menyiapkan acara ini.
Airy Designs
Mba Dhea selalu bisa menuangkan ide-ide barunya dengan sangat baik, dan terbuka dengan masukan-masukan dari klien. Mba Dhea mengerti seleraku dan hasilnya lebih bagus dari ekspektasiku.
Didiet Maulana
Sejak awal berdiskusi Mas Didiet juga sangat paham keinginan dan seleraku tanpa kehilangan sentuhan etnik dari dirinya. Design, ukuran, dan details dari baju yang diciptakan Mas Didiet put any other wedding attires to shame. Hands down to Mas Didiet!
Bride Comments & Tips
Berbagi cerita yang udah di share dari Keshia, ia memberikan beberapa tips yang semoga bisa membantu para calon pengantin lainnya agar bisa membuat sebuah pesta pernikahan yang lancar dan berkesan.
Jaga kesehatan, atur pola makan, rajin olahraga, dan jangan diforsir kerja. Aku cukup sering sakit selama mempersiapkan acara, bahkan seminggu sebelum hari H aku demam tinggi dan masuk emergency room sehingga harus bedrest sampai tiga hari menjelang hari H.
Harus banyak bersabar dan berpasrah kepada Tuhan, karena ketenangan batin sangat terpancar di wajah dan aura seorang pengantin saat hari H. Selain itu, pastikan jumlah tamu dari jauh2 hari, karena akan sangat berpengaruh ke perhitungan budget dan pesanan makanan, undangan, souvenir, bahkan luas venue.
ALL VENDOR TEAM
Akad
Venue The Ritz-Carlton Hotel Mega Kuningan Jakarta
Decoration Airy Designs
Photographer Fotologue
Makeup Jasmine Lishava
Hair Do Des Iskandar
Attire Asky Febrianti
Catering The Ritz-Carlton Hotel Mega Kuningan Jakarta
Videographer Ellelui Projects
Invitation Peony Wedding Invitation
Souvenir Book Idea
Seserahan and mahar Ninz Wedding
Sanggar Minang Des Iskandar
Wedding Reception
Venue The Ritz-Carlton Hotel Mega Kuningan Jakarta
Decoration Airy Designs
Photographer Fotologue
Makeup Jasmine Lishava
Hair Do Sanggar Nusantara
Attire SVARNA by Didiet Maulana
Catering The Ritz-Carlton Hotel Mega Kuningan Jakarta
Videographer Ellelui Projects
Invitation Peony Wedding Invitation
Souvenir Book Idea
Sanggar Banjarmasin Sanggar Nusantara
Entertainment Deo Entertainment
By Aina Isnaini