
Photo by: @captureyourmoment_
Pengantin perempuan yang memiliki darah keturunan Jawa pasti sudah tidak asing dengan paes Jawa. Secara umum, paes adalah riasan pada dahi pengantin wanita yang berwarna hitam dan berbentuk lekukan-lekukan khas.
Riasan paes Jawa ini tidak hanya membuat pengantin wanita menjadi cantik secara fisik, tetapi juga penuh dengan nilai-nilai filosofis yang mencerminkan harapan, doa, dan kebajikan bagi kehidupan berumah tangga pasangan yang baru saja menikah.
Dalam adat, paes Jawa mencerminkan nilai-nilai kesucian dan kemurnian. Warna hitam pun pada riasan bukan hanya sekadar hiasan tetapi juga simbol keteguhan hati dan tekad yang kuat dalam menjalani kehidupan berumah tangga.
Sejarah dan Makna Paes Jawa

Photo by: @venemapictures
Awalnya, riasan ini digunakan untuk merias putri para bangsawan Kerajaan Mataram yang akan menikah. Namun, pecahnya kerajaan ini membuat tradisi penggunaan paes terbagi menjadi dua yaitu Paes Jogja dan Paes Solo. Setiap bagian riasan ini memiliki makna yang berhubungan dengan kehidupan rumah tangga dan peran perempuan setelah menikah, yaitu:
- Gajahan atau Penunggul
Gajahan terletak pada bagian tengah dahi serta berbentuk seperti daun sirih dan ujung bulatan telur bebek. Riasan ini mempunyai makna sebagai harapan agar pengantin perempuan selalu dihormati dan dijunjung tinggi derajatnya.
- Cithak
Hiasan berbentuk belah ketupat yang dipasang pada bagian tengah dahi ini merefleksikan mata Dewa Siwa sebagai pusat ide dan pikiran. Cithak melambangkan harapan pengantin perempuan yang cerdas dan berakhlak baik. Cithak diaplikasikan pada semua jenis paes, kecuali paes putri Solo.
- Pengapit
Pengapit terletak di samping kiri dan kanan gajahan. Mengapa disebut pengapit? Karena bentuk ini diibaratkan sebagai pengendali gajahan. Yang artinya yaitu walaupun dalam rumah tangga terdapat banyak rintangan, pengantin diharapkan dapat menemani dan mengarahkan pasangannya agar selalu berjalan lurus sesuai tujuannya yang mulia.
- Penitis
Berada di sebelah pengapit, penitis ini memiliki bentuk yang lebih bulat dan tidak runcing. Lekukan ini melambangkan bahwa segala sesuatu harus memiliki tujuan sehingga memerlukan perencanaan yang baik, termasuk mengelola keuangan dalam keluarga.
- Godheg
Di dekat telinga, pengantin akan dibubuhi lekukan kecil yang disebut godheg. Ini merupakan sebuah pengingat bagi calon pengantin untuk selalu intropeksi diri, berperilaku secara bijaksana, serta sebuah doa agar pengantin diberikan keturunan.

Photo by: @jiewavisual
Paes Jawa tidak hanya membuat perempuan menjadi anggun tetapi membantu melestarikan budaya Indonesia yang sudah ada sejak ratusan tahun lalu. Bentuk paes yang simetris juga mencerminkan keseimbangan antara lahir dan batin, serta antara kehidupan di dunia dan di akhirat.
Tak hanya itu, paes Jawa juga menjadi simbol bahwa pengantin perempuan telah siap memasuki kehidupan rumah tangga. Di mana ia tidak hanya menjadi seorang istri tetapi juga menjadi bagian dari keluarga besar suaminya yang diharapkan dapat menjalankan peran barunya serta menjaga keharmonisan yang penuh cinta dari kedua keluarga.