Sentuhan Modern pada Pernikahan Adat Jawa dan Palembang, Singgih dan Nitama– Tidak ada yang tau pasti kapan cinta akan datang dan tumbuh. Bertemu dengan jodoh dengan cara yang tak pernah diduga ini pun, jadi cerita pembuka perjalanan asmara Nitama dan Singgih. Memiliki teman yang sama dimasa kuliah dan SMA, ternyata jadi pembuka jalan keduanya saling mengenal dan menjalin hubungan cinta. Setelah terjalin selama 7 bulan, keduanya pun memutuskan untuk berkomitmen. Banyaknya kesamaan dan bisa menerima satu sama lain, jadi alasan mereka melanjutkan hubungan ke jenjang yang lebih serius, “ Ini bukan soal waktu, namun orang yang tepat” ujar Nitama.
Pemilihan Venue
Venue yang dipilih untuk melangsungkan pernikahan adat Jawa dan Palembang Nitama & Singgih adalah Thamrin Nine Ballroom, Jakarta Pusat. Dengan kapasitas gedung yang mampu menampung tamu undangan mereka yang berjumlah lebih dari 1000 orang. Berlokasi di pusat kota yang strategis, tentunya jadi pilihan tepat bagi mereka untuk mempermudah akses tamu yang akan datang.
Konsep Pernikahan Singgih dan Nitama
Sebuah pernikahan bernuansa tradisional dengan memadukan adat Jawa dan Palembang mereka pilih sebagai konsep pernikahan, namun keduanya juga memasukan sentuhan modern didalamnya. Penerapan adat Palembang dilakukan pada saat prosesi akad nikah. Dimana seluruh pihak keluarga kompak mengenakan kebaya beserta tanjak dan kain songket. Sementara untuk resepsi, mereka memilih untuk menggunakan adat Jawa. Acara dibuka dengan prosesi Kandang Adat, dimana Singgih berjalan ke meja akad dengan dikalungkan selendang songket. Selendang songket ini merupakan warisan budaya secara turun-temurun, yang ditenun dengan menggunakan benang emas asli dan dibawa langsung oleh keluarga Nitama dari Palembang. Itulah mengapa momen Kandang Adat dinilai sebagai momen yang sakral sekaligus bersejarah.
Setelah prosesi Kandang Adat selesai, Nitama diantarkan menuju meja akad dengan diapit oleh sepupu dan sahabat dengan diiringi lantunan instrumental Gending Sriwijaya, setelah prosesi ijab qabul berjalan khidmad dan lancar, prosesi berikutnya adalah Tari Pagar Pengantin. Nitama bersama empat orang penari kemudian mempersembahkan Tari Pagar Pengantin yang menandakan perpisahan setiap calon pengantin wanita kepada keluarganya untuk membina rumah tangga yang baru. Nitama sendiri, hanya berlatih tarian tersebut sebanyak 2 kali bersama instruktur tari, lalu sisanya ia berlatih setiap hari seorang diri melalui youtube. “Tarian Pagar Pengantin adalah salah satu wedding dream saya sehingga saya berlatih setiap harinya sendiri” Ujar Nitama.
Bila pada prosesi akad nikah konsep pernikahan Singgih dan Nitama seolah dilimpahi dengan keragaman budaya Palembang, maka saat resepsi mereka mengenakan busana dan riasan bergaya Jawa. Seluruh keluarga juga terlihat kompak mengenakan kebaya beserta beskap dan kain batik. Tarian cucuk lampah mereka pilih sebagai prosesi pembuka saat kirab pengantin, untuk kemudian dilanjutkan dengan prosesi Tarian Gatotkoco Gandrung. Kedua tarian ini pun sukses menghibur para tamu yang hadir, karena agak sulit menemukan adat tradisional yang mengusung tarian tersebut. Setelah rangkaian prosesi adat tersebut dilakukan, acara dilanjutkan dengan pemotongan kue dari Mbah Uti (Nenek dari Singgih) yang berusia 90 tahun, sebagai tanda ucapan selamat dan rasa syukur Mbah Uti atas pernikahan kami.
Tema Dekorasi Pernikahan
Warna merah dan gold dipilih oleh pasangan ini sebagai warna utama dekorasi, lantaran kedua warna tersebut mewakili estetika budaya Palembang. Sementara untuk aksentuasi wayang dan ilustrasi batik pada sejumlah elemennya adalah representasi dari adat Jawa. Sedangkan untuk bunga yang digunakan, Nitama dan Singgih memilih fresh flower berwarna merah, ungu dan pink dengan request dekorasi yang mewah, namun tetap memberikan Sentuhan Modern pada Pernikahan Adat Jawa dan Palembang ini. Semua dekorasi yang tersusun dari elemen-elemen yang dihasilkan ternyata diluar ekspektasi keduanya, tim Kalosa Project sebagai eksekutor berhasil membawa nuansa tradisional-modern dengan sangat luar biasa seperti impian kedua pengantin.
Fakta uniknya, pada malam menjelang pernikahan, Nitama dan Singgih sama-sama tidak tidur karena terlalu deg-degan menjelang hari pernikahan mereka. Alhasil keduanya berjalan kaki dari hotel menuju venue untuk mengecek dekorasi dan keadaan sekitar, sejak pukul 4 pagi hingga pukul 6 pagi. Baru setelah itu, mereka kembali ke hotel dan memutuskan untuk tidur lalu bangun pukul 7 pagi untuk memulai persiapan pernikahan.
Make Up & Hair Do
Vinki Hanafi dari Marlene Hariman Management dipilih sebagai MUA untuk hari bahagia Nitama. Awalnya, Nitama sangat ingin di make up oleh Marlene Hariman langsung, namun karena persiapan pernikahan yang mepet dan jadwal Marlene Hariman yang full membuat pilihan Nitama jatuh pada Vinki Hanafi. Namun tanpa disangka hasilnya sangat memuaskan, bahkan seluruh teman Nitama menyukai hasil make up tersebut dan banyak memberikan pujian. Untuk look make up yang dipilih saat akad adalah make up soft dengan lipstick merah, sementara untuk Resepsi Nitama menggunakan make up bold dengan lipstick maroon. “Aku sama sekali tidak menyesal menggunakan Vinki Hanafi dari Marlene Hariman Management!”.
Untuk tatanan rambut, Nitama juga mempercayakan kepada tim yang sama. Dengan tampilan akad yang menggunakan Aesan Pasangko Palembang dan resepsi mengenakan riasan Jawa (Solo). Dan pengalaman menggunakan Aesan Pasangko, jadi pengalaman terbaik bagi Nitama. Saat pertama kali dipasangkan di kepala, Nitama sampai harus diberikan obat dengan dosis tinggi sebanyak 2 kali oleh tim WO. Ia mengatakan bahwa tim dari Ohana Enterprise sampai harus mencarikan obat ke 6 apotek. Namun efek obat kedua kembali menghilang ditengah-tengah acara, namun karena kamera live streaming sudah menyala dari berbagai sisi, dan Nitama tidak mau membuat keluarga khawatir. Akhirnya, Ia berpikir untuk menahan rasa sakitnya dan tidak mau terlalu merasakan. “Selain dari obat-obatan perlu juga pikiran positif untuk menghilangkan seluruh beban sehingga acara dapat berjalan dengan sempurna” Ujar Nitama.
Desainer Akad & Resepsi
Untuk Pernikahan Adat Jawa dan Palembang ini, Awalnya Nitama sudah menentukan pilihan bahkan melakukan fitting dengan salah satu desainer. Namun di saat terakhir, karena satu dan lain hal ia harus merubah rencana dan memilih House of Verza karena sejak awal orang tuanya sudah mempercayakan pada designer tersebut. Untuk akad, keduanya memilih kebaya serta beskap bernuansa merah lengkap dengan songket. Sedangkan untuk resepsi menggunakan kebaya dan beskap gold yang dipadukan dengan kain batik gold. Kendati demikian, perbedaan pendapat tersebut justru dinilai sebagai hal baik yang mampu mempererat hubungan masing-masing pihak keluarga ke arah yang lebih positif. “Kami pada akhirnya saling mengalah dan mendengarkan untuk mewujudkan pernikahan ini.”
Daftar Vendor yang terlibat:
Venue: Thamrin Nine Ballroom
Wedding Planning: Ohana Enterprise
Photography: Thepotomoto Photography
Dress & Attire: House of Verza
Men’s Formal Wear: House of Verza
Decoration & Lighting: Kalosa Project
Hair & Makeup: Marlene Hariman Management
Wedding Cake: Chocolate Corner by Dapur Cokelat
Entertainment (Music): Seis Arte Entertainment
Catering: Chez Ingrid Catering
Jewelry: Tulola
Favors & Gifts: David Palmer
Entertainment (MC): Iron Ech
Top three vendor pada pernikahan kak Nitama & kak Singgih
Wedding Organizer: Ohana Enterprise
Make Up : Marlene Hariman Management
Attire : House of Verza dan Sapto Djojokartiko